Saturday, June 25

BUATMU UKHTI YG LELAH...




Hidup memang penuh dengan goresan warna
Gelisah, duka dan air mata juga menjadi lukisannya
Jikalau rasa itu masih saja menghuni rongga hati dan menghentak dada
Cobalah melihat keindahan alam semesta
Seraya tafakur, mendekatkan diri pada Sang Pemilik Cinta ...

Kegelisahan, kedukaan dan air mata adalah sebahagian dari sketsa hidup di dunia. 
Titisan air mata yang bermuara dari hati dan berselaputkan kegelisahan jiwa terkadang memilukan hingga membuat keresahan dan kebimbangan. 
Kedukaan kerana kerinduan yang teramat sangat dalam menyebabkan kepedihan yang menyesakkan rongga dada. 
Jiwa yang rapuh pun berkisah pada alam serta isinya, bertanya, dimanakah pasangan jiwa berada. 
Lalu, hati menciptakan serpihan kegelisahan, bagaikan anak kecil yang hilang dari ibunya di tengah keramaian.

Keinginan bertemu pasangan jiwa, bukankah itu sebuah fitrah? 
Semua itu hadir tanpa disedari sebelumnya, hingga tanpa sedar telah menjadi sebahagian hidup yang tak terpisahkan. 
Sebuah fitrah pula bahawa setiap wanita ingin menjadi seorang isteri dan ibu yang baik ketimbang menjalani hidup dalam kesendirian. 
Dengan sentuhan kasih sayang dan belaiannya, akan terbentuk jiwa-jiwa yang soleh dan solehah.

Duhai... 
Betapa mulianya kedudukan seorang wanita, apalagi bila ia seorang wanita beriman yang mampu membina dan menjaga keindahan cahaya Islam hingga memenuhi setiap sudut rumahtangganya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala pun telah menciptakan wanita dengan segala keistimewaannya, hamil, melahirkan, menyusui hingga ketaatan dan memenuhi hak-hak suaminya laksana arena jihad fii sabilillah. 
Kaerananya, yakinkah batin itu tiada goresan saat melihat pernikahan wanita lain di bawah umurnya? 
Pernahkah kita menyaksikan kepedihan wanita yang berazam menjaga kehormatan diri hingga ia menemukan kekasih hati? 
Dapatkah kita menggambarkan perasaannya yang merintih saat melihat kebahagiaan wanita lain melahirkan? 
Atau, tidakkah kita melihat kilas tatapan sedih matanya ketika melihat aqiqah anak kita?

Letih... 
Sungguh amat letih jiwa dan raga. 
Sendiri mengayuh biduk kecil dengan rasa hampa, tanpa tahu adakah belahan jiwa yang menunggu di sana.

Duhai ukhti solehah...
Dalam Islam, kehidupan manusia bukan hanya untuk dunia fana ini saja, kerana masih ada akhirat. 
Memang, setiap manusia telah diciptakan berpasangan, namun tak hanya dibatasi dunia fana ini saja. 
Seseorang yang belum menemukan pasangan jiwanya, insya Allah akan dipertemukan di akhirat sana, selama ia beriman dan bertaqwa serta sabar atas ujian-Nya yang telah menetapkan dirinya sebagai lajang di dunia fana. 
Mungkin sang pangeran pun tak sabar untuk bersua dan telah menunggu di tepi syurga, berkereta kencana untuk membawamu ke istananya.

Keresahan dan kegelisahan janganlah sampai merubah pandangan kepada Sang Pemilik Cinta. 
Kalaulah rasa itu selalu menghantui, usah kau lara sendiri, duhai ukhti. 
Taqarrub-lah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 
Kembalikan segala urusan hanya kepada-Nya, bukankah hanya Ia yang Maha Memberi dan Maha Pengasih. Ikhtiar, munajat serta untaian doa tiada habis-habisnya curahkanlah kepada Sang Pemilik Hati. 
Tak usah membandingkan diri ini dengan wanita lain, kerana Allah Subhanahu wa Ta'ala pasti memberikan yang terbaik untuk setiap hamba-Nya, meski ia tidak menyedarinya.

Usahlah dirimu bersedih lalu menangis di penghujung malam kerana tak kunjung usai memikirkan siapa kiranya pasangan jiwa. 
Menangislah karena air mata permohonan kepada-Nya di setiap sujud dan keheningan pekat malam. 
Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. 
Bersiap menghadapi putaran waktu, hingga setiap gerak langkah serta helaan nafas bernilai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. 
Tausyiah-lah selalu hati dengan tarbiyah Ilahi hingga diri ini tidak sepi dalam kesendirian.

Bukankah kalaulah sudah saatnya tiba, jodoh tak akan lari kemana. 
Kerana sejak roh telah menyatu dengan jasad, siapa belahan jiwamu pun telah dituliskan-Nya.

Sabarlah ukhti solehah...
Bukankah mentari akan selalu menghiasi pagi dengan kemewahan sinar keemasannya. 
Malam masih indah dengan sinar lembut rembulan yang dipagar bintang gemintang. 
Kicauan bening burung malam pun selalu riang bercanda di kegelapan. 
Senyumlah, laksana senyum mempesona butir embun pagi yang selalu setia menyapa.

Hapuslah air mata di pipi dan hilangkan lara di hati. 
Terimalah semua sebagai sebahagian dari perjalanan hidup ini. 
Dengan kebesaran hati dan jiwa, dirimu akan menemukan apa rahsia di balik titian kehidupan yang telah dijalani. 
Hingga, kelak akan engkau rasakan tak ada lagi riak kegelisahan dan keresahan saat sendiri.




Jumpa di fb, just want 2 share it..
Tulisan lama dlm buku Sapa Cinta dari Negeri Sakura.
Semoga ia memberi manfaat dan keberkatan bt smua para wanita..


No comments:

The Readers!

Shoutmix